Minggu, 24 Juli 2011

COKLAT

Coklat (atau cokelat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia), makanan yang banyak disukai. Membayangkan saat mengulum atau menyeruput segelas coklat hangat atau menikmati kue tart dengan lapisan coklat pasti membuat banyak orang tidak sabar untuk melakukannya. Bukan hanya sebagai cemilan untuk anak kecil, tetapi coklat juga banyak dinikmati orang dewasa. Bahkan, coklat sering dijadikan hadiah untuk orang tersayang. Mengapa coklat dianggap sebagai tanda cinta seseorang? Zat apa saja yang terkandung dalam coklat sehingga makanan ini memiliki banyak penikmatnya? Apakah coklat adalah makanan yang berbahaya untuk kesehatan?

  • SEJARAH COKLAT
Para ahli botani menyetujui bahwa pohon coklat atau kakao (Theobroma cacao) sudah tumbuh di daerah Amazon dan lembah Orinoko di Amerika Selatan sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa Maya yang pertama kali mengolah pohon coklat. Kebiasaan ini juga dibawa ketika mereka pindah ke dataran Yukatan. Bangsa Aztek kemudian memperkenalkan coklat yang pahit sebagai minuman. Biji coklat dicampur dengan jagung ataupun anggur yang telah difermentasi lalu disajikan pada cangkir yang terbuat dari emas. Kaisar Aztek yang bernama Montezuma memiliki kebiasaan minum coklat lebih dari 50 cangkir coklat per hari.
Penjajah asal Spanyol yang bernama Hernán Cortés (1485-1547) saat menjajah wilayah tersebut pada awalnya tertarik pada cangkir emas dibanding isinya yaitu minuman coklat. Namun dia juga mengamati bahwa bagi Bangsa Aztec, kakao atau biji coklat juga digunakan sebagai uang. Karena itu, ia segera mendirikan beberapa perkebunan coklat. Perkebunan yang disebut sebagai "emas berwarna coklat" ini berkembang dan hasilnya digemari, sehingga Spanyol mengendalikan perdagangan coklat pada abad ke-18. Kemudian coklat diperkenalkan ke daratan Eropa dan dijadikan bahan campuran kue.
Pada pertengahan abad ke-19, Swiss memulai mengembangkan dan memasarkan coklat sebagai makanan ringan. Sehingga coklat yang tadinya hanya sebagai minuman kemudian berkembang menjadi makanan ringan yang dapat mencair di lidah. Swiss juga menjadi terkenal sebagai negara penghasil coklat terbaik.
Kemudian para pengusaha yang cerdas seperti Hershey, Kohler, Lindt, Nestlé, Peter, Suchard, dan Tobler —nama mereka menjadi merk coklat ternama saat ini— membuat kontribusi yang besar untuk industri coklat. Mereka menemukan mesin pengolahan coklat yang lebih efisien maupun menemukan metode pengolahan coklat yang lebih baik.

  • COKLAT UNTUK GAIRAH SEKS DAN SIMBOL CINTA
Alasan mengapa banyak orang memberikan coklat untuk orang tersayang adalah karena coklat sering dianggap sebagai makanan cinta. Hal ini disebabkan karena coklat memiliki tekstur yang lembut dan akan lumer secara perlahan saat dikulum dalam mulut. Ini memberikan kesan sensual bagi orang yang memakannya. Selain itu, coklat dapat memberikan efek nyaman, rileks dan dapat meningkatkan gairah seksual.
Rasa nyaman yang ditimbulkan setelah menikmati coklat bukan hanya perasaan saja, karena coklat mengandung ratusan zat yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia di otak. Zat-zat inilah yang merangsang aktifnya serotonin di otak yang selanjutnya akan memicu perasaan nyaman seseorang. Selain itu, zat terbanyak yang terkandung dalam coklat adalah theobromine yang dapat menstimulasi jaringan saraf dan jantung yang membuat kita terjaga dan bersemangat. Efek ini juga bisa diperoleh dari kafein pada kopi atau teh. Manfaat lainnya dari theobromine adalah dapat meredakan batuk.
Terkandung pula phenylethylamine yang berfungsi membantu penyerapan dalam otak dan menghasilkan dopamine yang akan menyebabkan perasaan gembira, meningkatkan rasa tertarik dan dapat menimbulkan perasaan jatuh cinta. Itulah alasan lain mengapa coklat sering diberikan sebagai hadiah tanda cinta.

  • MANFAAT COKLAT UNTUK KESEHATAN
Coklat dengan kandungan kakao (biji coklat) lebih dari 70% juga memiliki manfaat untuk kesehatan, karena coklat kaya akan kandungan antioksidan yaitu fenol dan flavonoid. Dengan adanya antioksidan, akan mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Besarnya kandungan antioksidan ini bahkan 3 kali lebih banyak dari teh hijau, minuman yang selama ini sering dianggap sebagai sumber antioksidan.
Dengan adanya antioksidan, membuat coklat menjadi salah satu minuman kesehatan. Fenol, sebagai antioksidan mampu mengurangi kolesterol pada darah sehingga dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung juga berguna untuk mencegah timbulnya kanker dalam tubuh, mencegah terjadinya stroke dan darah tinggi. Selain itu kandungan lemak pada coklat kualitas tinggi terbukti bebas kolesterol dan tidak menyumbat pembuluh darah.
Coklat juga mengandung beberapa vitamin yang berguna bagi tubuh seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Selain itu, coklat juga mengandung zat maupun nutrisi yang penting untuk tubuh seperti zat besi, kalium dan kalsium. Kakao sendiri merupakan sumber magnesium alami tertinggi. Jika seseorang kekurangan magnesium, dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, diabetes, sakit persendian dan masalah bulanan wanita yaitu pra menstruasi (PMS). Dengan makan coklat akan menambah magnesium dalam asupan gizi harian yang menyebabkan meningkatnya kadar progesteron pada wanita. Hal ini mengurangi efek negatif dari PMS.

  • COKLAT UNTUK KECANTIKAN
Manfaat lain dari coklat adalah untuk kecantikan, karena antioksidan dan katekin yang ada di dalamnya dapat mencegah penuaan dini, maka tidak heran bila saat ini berkembang lulur coklat yang sangat baik untuk kecantikan kulit.

  • JENIS COKLAT PALING SEHAT
Banyak jenis coklat yang tersedia di pasaran. Ada yang harganya mahal, ada pula yang harganya murah. Apa saja perbedaannya? Berikut ini perbandingan jenis coklat dan manfaat masing-masing.
1.      Dark Chocolate
Dark Chocolate memiliki kandungan biji coklat (kakao) yang paling tinggi yaitu paling sedikit 70% mengandung kakao. Dark chocolate memiliki kandungan kakao atau biji cokelat terbanyak, tanpa banyak gula dan tanpa lemak jenuh atau minyak sayur terhidrogenasi (HVO).
2.      White Chocolate
Sedangkan white chocolate hanya memiliki 33% kandungan coklat atau kakao, sisanya adalah gula, susu dan vanila. Kandungan gula inilah yang dapat memberikan efek negatif, seperti kerusakan gigi dan penyakit diabetes.
3.      Milk Chocolate atau Coklat Susu
Milk chocolate atau coklat susu merupakan campuran kakao dengan susu dan ditambah gula. Coklat jenis ini juga sangat digemari karena rasanya yang nikmat.

  • HATI-HATI MAKAN SEMBARANG COKLAT
Kesalahan yang sering dilakukan pada saat memilih coklat adalah memilih coklat "bermerk" yang murah atau sangat murah. Coklat demikian memiliki kandungan kakao (biji coklat) sedikit yaitu rata-rata kurang dari 20%, bahkan ada yang kurang dari 7%. Coklat jenis ini juga memiliki kandungan gula yang tinggi, kandungan lemak jenuh tinggi dan keburukan lainnya seperti minyak sayur terhidrogenasi (HVO) sehingga mengakibatkan kerusakan gigi dan gangguan kesehatan seperti penyakit diabetes. Produk coklat lainnya yang juga berbahaya dan buruk untuk kesehatan khususnya yang berupa fondant (biasanya digunakan untuk mendekorasi kue) dan praline. Fondant sebenarnya mengandung 100% pemanis dan praline juga sama buruknya.
Sebisa mungkin pilihlah coklat dengan kandungan gula sedikit agar Anda dapat menikmati manfaat besar yang dimiliki coklat. Anda akan merasakan manfaat jika Anda mengkonsumsi cokelat dengan kandungan kakao atau biji coklat yang tinggi. Selamat menikmati coklat Anda.

Rabu, 20 Juli 2011

Konseling FaceBook di Sekolah, Kenapa Tidak?


Konseling FaceBook di Sekolah, Kenapa Tidak?
A. Mengapa Konseling FaceBook?
Salah satu yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”.
Untuk kegiatan cyber counseling, idealnya sekolah atau konselor yang bersangkutan dapat menyediakan website tersendiri  yang dipergunakan khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling bagi para siswanya. Namun untuk saat ini upaya menyediakan website khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling ini tampaknya di Indonesia masih menjadi kendala, baik karena faktor biaya maupun kesiapan sumber daya. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara yang lebih praktis untuk menyediakan layanan cyber counseling ini. Salah satu alternatif yang mungkin dapat ditempuh yakni melalui pemanfaatan FaceBook sebagai salah satu media konseling.
Untuk memahami apa itu FaceBook, berikut ini sekilas informasi tentang Facebook yang penulis ambil dari berbagai sumber. Wikipedia menginformasikan bahwa Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat e-mail suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat e-mail apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.
Tak terkecuali di Indonesia, saat ini FaceBook telah menjadi trend yang banyak diminati oleh semua kalangan sebagai media pertemanan secara online. Meski belakangan kehadirannya sempat mengundang kontroversi dan nyaris diharamkan oleh sebagian para ulama karena mungkin dianggap sudah terjadi distorsi dari tujuan awal kehadiran FaceBook sebagai media pertemanan.
Trend penggunaan FaceBook di Indonesia memang sangat beragam, mulai dari sekedar  ngobrol ngalor-ngidul tak menentu hingga penyampaian informasi yang serba serius. Dari hasil penelusuran dalam FaceBook yang pernah penulis lakukan ternyata sudah ada beberapa teman konselor yang menjadi FaceBooker, namun tampaknya belum sepenuhnya keanggotaan dalam FaceBook-nya dijadikan sebagai media yang dapat menunjang tugas dan pekerjaannya sebagai konselor di sekolah.
Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis berusaha menawarkan gagasan bagaimana memanfaatkan kehadiran FaceBook sebagai salah satu media yang dapat mengoptimalkan peran konselor di sekolah dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
B. Apa Konseling FaceBook itu?
Yang dimaksud dengan Konseling FaceBook di sini penulis artikan sebagai bantuan psikologis kepada siswa (konseli) secara online melalui FaceBook agar siswa dapat memahami, menerima, mengarahkan, mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya secara optimal.
Layanan yang diberikan melalui Konseling FaceBook ini bisa mencakup semua fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling, baik pencegahan, pemahaman, pengembangan, penempatan atau bahkan pengentasan.
Fungsi pencegahan dan pemahaman dapat dilakukan melalui penyajian berbagai informasi yang sekiranya dibutuhkan siswa. Dalam FaceBook disediakan fasilitas untuk menyajikan informasi yang dapat diakses oleh seluruh komunitas.
Sumber informasi tidak hanya berasal dari konselor semata tetapi juga dimungkinkan bersumber dari siswa untuk dibagikan kepada anggota komunitasnya. Informasi yang disajikan dapat juga dilakukan dengan mengambil tautan (link) yang tersedia di internet, yang mungkin jauh lebih kaya dibandingkan  offline, baik untuk bidang pribadi, sosial, akademik maupun karier.
Fungsi pengembangan juga dapat dilakukan dalam FaceBook ini, misalnya membangun kebiasaan interaksi sosial secara positif dengan komunitas FaceBook-nya, atau menyalurkan berbagai  pemikiran  yang ada dalam diri setiap siswa dengan cara menuliskannya dalam FaceBook yang dikelolanya.
Sementara fungsi pengentasan dapat dilakukan melalui chatting secara online yang telah disediakan dalam FaceBook, dimana konselor dan  konseli dapat berinteraksi langsung. Salah satu keunggulan dari FaceBook  yaitu adanya jaminan privacy, yang memungkinkan untuk dilaksanakannya konseling perorangan, dengan terjaga kerahasiaannya. Fungsi pengentasan tidak hanya melalui interaksi konselor-konseli (siswa), tetapi juga dilakukan antar konseli (siswa), dimana siswa dapat saling berbagi dengan teman-teman yang dipercayainya.
Kendati demikian, kehadiran Program Konseling FaceBook di sekolah bukan dimaksudkan menggeser konseling konvensional, tetapi lebih dimaksudkan untuk melengkapi dan menunjang tugas-tugas pelayanan konseling konvensional agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
C. Bagaimana Penyelenggaraan Konseling FaceBook itu?
Program Konseling FaceBook berbeda dengan keanggotaan dalam FaceBook pada umumnya, didalamnya membutuhkan kegiatan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang terorganisir, serta evaluasi yang jelas.
Dalam perencanaan, perlu dilakukan sosialisasi kepada berbagai pihak terkait, terutama kepada siswa dan juga pihak manajemen sekolah, sehingga program Konseling FaceBook mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Dalam pelaksanaan, konselor bertindak sebagai Admin dari Program Konseling FaceBook di sekolah, yang akan mengelola jalannya Program Konseling FaceBook. Selain itu, konselor juga terutama bertindak sebagai tenaga ahli yang selalu siap memberikan bantuan psikologis kepada anggota komunitas yang tergabung dalam Program Konseling FaceBook.
Program Konseling FaceBook juga perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi program, proses maupun produk. Data dari hasil evaluasi dapat  digunakan untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan Program Konseling FaceBook berikutnya..
Secara teknis, berikut ini beberapa pemikiran penulis tentang bagaimana menyelenggarakan Konseling FaceBook:
1. Pemahaman dan Penguasaan Konselor tentang FaceBook
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, untuk dapat menyelenggarakan Konseling FaceBook ini, terlebih dahulu konselor perlu memahami seluk beluk dalam mengoperasikan FaceBook, yang dapat dilakukan melalui belajar secara online melalui berbagai situs yang ada atau belajar kepada pihak lain yang sudah terbiasa menggunakan FaceBook. Dalam Konseling FaceBook, konselor bertindak sebagai Admin dari komunitas Bimbingan dan Konseling yang dikelolanya, yang bertugas men-setting  FaceBook yang dikelolanya dan bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan Konseling FaceBook
2. Keanggotaan
Idealnya keanggotaan Konseling FaceBook dapat diikuti oleh seluruh siswa (konseli) yang menjadi tanggung jawab konselor yang bersangkutan, kendati demikian sebaiknya untuk keanggotaan ini tidak perlu dipaksakan tetapi harus berdasarkan asas sukarela. Dalam hal ini konselor berkewajiban mensosialisasikan program Konseling FaceBook kepada para siswanya sehingga siswa terpahamkan dan dapat secara sukarela tertarik untuk bergabung  dalam Program Konseling FaceBook.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam keanggotaan Konseling FaceBook bahwa keanggotaan dalam Konseling FaceBook seyogyanya bersifat eksklusif, artinya terbatas hanya bisa diikuti oleh para siswa yang menjadi tanggung konselor yang bersangkutan. Oleh karena itu kepada siswa, yang sudah bergabung dalam komunitas Konseling FaceBook sebaiknya  tidak diijinkan untuk meng-add (menambah) anggota secara sembarangan, karena menambahkan anggota secara sembarangan dapat merusak kohesivitas kelompok yang sudah terbentuk.
3. Waktu PelayananKonseling
Salah satu kendala pelayanan konseling di sekolah saat ini adalah waktu pelayanan (khususnya untuk kepentingan konseling perorangan) yang kerapkali berbenturan dengan kegiatan belajar-mengajar siswa di kelas. Sementara jika pelayanan konseling dilakukan di luar jam efektif pun, para konselor seringkali merasa  berkeberatan, karena berbagai alasan tertentu. Oleh karena itu, Konseling FaceBook tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif mengatasi benturan waktu ini. Waktu pelayanan konseling  melalui Konseling FaceBook bisa jauh lebih fleksibel.  Untuk kepentingan pelayanan kepada siswa (konseli) diharapkan konselor bisa  menyediakan waktu khusus online yang terjadwal, untuk memberikan kesempatan kepada  siswa berinteraksi langsung dengan konselor.
4. Menentukan Aturan Main (Rule of The Game)
Untuk menyelenggarakan  Konseling FaceBook terlebih dahulu perlu dirumuskan aturan main yang harus ditaati oleh konselor sebagai admin maupun siswa sebagai anggota. Selain aturan main yang ditentukan oleh FaceBook (term of services) itu sendiri, juga perlu dibuat aturan khusus terkait dengan penyelenggaraan Konseling FaceBook, yang didalamnya dapat terpenuhi asas-asas konseling, misalnya: pemenuhan asas kerahasiaan dimana  setiap siswa yang sudah bergabung dalam komunitas Konseling FaceBook dapat berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan atas setiap informasi yang berkembang dalam Konseling FaceBook. Demikian pula dengan pemenuhan asas-asas  bimbingan dan konseling lainnya.

JURNAL-JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penilaian Dan Penelitian Bidang Bimbingan Dan Konseling. Pacitan: RSS.

Bambang. 2010. Seft Sebagai Model Terapi. Jurnal Imu Dakwah. (http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&Itemid=101, Di akses pada tanggal 06 Juli 2011 pukul 11:39).

Dhea sekar arum. 2011. Praktekinsitusi Bimbingan Dan Konseling Mahasiswa UI. (http://dheasekararum.wordpress.com/2011/07/10/praktekinsitusi-bimbingan-konseling-mahasiswa-ui/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:30).

Ditjen Dikti. 2007. Standar Kompetensi Konselor. Negeri Pejalan Kaki. (http://himcyoo.wordpress.com/2011/05/18/rincian-kompetensi-konselor/. Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 19:03).

Estib, Romi. 2011. Jurnal Atau Rangking Hari Ke Tiga PPDB SMP. (http://bkestib.blogspot.com/2011/07/jurnal-rangking-hari-ke-tiga-ppdb-smp.html, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:25).


http://www.pdftag.com/peng/pengertian-kemandirian-dalam-belajar-page.html. (Diakses pada tanggal 6 Juli 2011 pukul 15:16)

Hurlock. 1980. Ciri-Ciri Kebiasaan Belajar Siswa. (http://episentrum.com/search/ciri-ciri%20kebiasaan%20belajar%20siswa%20yang%20baik. Di akses pada tanggal 6 Juli 2011 pukul 15:30).

Mirani, Erna. 2009. Pengaruh Konseling Genetik Pada Tingkat Kecemasan Dan Depresi. (http://mixmax.us/PENGARUH-KONSELING-GENETIK-PADA-TINGKAT-KECEMASAN-DAN-DEPRESI-....html, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 15:10).

Mitra, Riset. 2011. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran.
(http://mitrariset.com/jurnal/jurnal-pendidikan-pembelajaran/. Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 19:07).


Nardono. 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar. SMA N 1 Depok. (http://indiegost.blogspot.com/2009/05/hubungan-antara-kebiasaan-belajar.html. Diakses pada tanggal 6 Juli 2011 pukul 15:04HYPERLINK "http://indiegost.blogspot.com/2009/05/hubungan-antara-kebiasaan-belajar.html").

Rohman, Faisal. 2009. Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Belajar. (http://faisalrohman.blogspot.com/2009/03/pengaruh-disiplin-dan-motivasi-belajar.html. Diakses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 15:12).
Rumah Konseling. 2011. Penerapan Bimbingan Kelompok Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://wwwrumahkonseling.blogspot.com/2011/04/penerapan-bimbingan-kelompok-dalam.html. Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 19:06).

SMA N 4 Kediri. 2008. Jurnal Bimbingan Dan Konseling. (http://sman4kediri.wordpress.com/2008/02/13/jurnal-bimbingan-konseling-um/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:35).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Makalah Dan Artikel Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/03/makalah-dan-artikel-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 21:57).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Rekonseptualisasi Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/konsep-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:01).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Landasan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:06).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Fungsi, Prinsip Dan Asas Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:11).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pelayanan Konseling Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:15).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pelayanan Bimbingan Pada Sekolah Standar Nasional. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/01/pelayanan-bimbingan-pada-sekolah-kategori-mandiri-sekolah-standar-nasional/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:19).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Kekeliruan Pemahaman Tentang Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/11/15-kekeliruan-pemahaman-tentang-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 9 juli 2011 pukul 22:24).



Sudrajat, Akhmad. 2008. Kilas Balik Profesi Konselor Di Indonesia. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:29).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/12/paradigma-baru-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 juli 2011 pukul 22:39).


Sudrajat, Akhmad. 2008. Tujuan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling/, di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:42).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Bidang Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/bidang-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:44).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:47).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konsep Bimbingan Karier. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/konsep-bimbingan-karier/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:49).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Layanan Informasi Karier. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:51).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Standar Kompetensi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/13/standar-kompetensi-bimbingan-dan-konseling-di-sd/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:53).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Standar Kompetensi Bimbingan Dan Konseling Di SMP. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/13/standar-kompetensi-bimbingan-dan-konseling-di-sltp/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:56).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Standar Kompetensi Bimbingan Dan Konseling Di SLTA. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/13/standar-kompetensi-bk-di-slta/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:58).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Standar Kompetensi Bimbingan Dan Konseling Di Perguruan Tinggi. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/13/standar-kompetensi-bk-di-perguruan-tinggi/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 22:59).


Sudrajat, Akhmad. 2008. Program Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/program-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:02).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Prosedur Umum Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/31/prosedur-umum-pelayanan-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:06).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Proses Layanan Konseling Individual. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/proses-layanan-konseling-individual/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:10).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Umum Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/15/teknik-umum-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:12).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Konseling Realitas. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/14/terapi-realitas/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:15).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konseling Humanistik. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/14/konseling-humanistik/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:17).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori Kognitif Behavioral. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/09/05/terapi-kognitif-behavioral/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:20).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan Dan Teknik Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/pendekatan-dan-teknik-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:22).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik-Teknik Umum Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/15/teknik-umum-konseling-2/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:28).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik-Teknik Khusus Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/15/teknik-khusus-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:31).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Konseling Behavioral. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-behavioral/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:33).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konseling Facebook Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/06/konseling-facebook-di-sekolah-kenapa-tidak/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:36).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Konseling Gestalt. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-gestalt/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:39).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konseling Pecandu Narkoba. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/konseling-pencandu-narkoba/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:41).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Konseling Psikoanalisis. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pendekatan-konseling-psikoanalisis/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:43).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teknik Konseling Rasional Emotif. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-emotif/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:45).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Alat Ungkap Masalah Dalam Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/alat-ungkap-masalah/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:47).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Konferensi Kasus Untuk Membantu Mengatasi Masalah Siswa. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/08/konferensi-kasus-untuk-membantu-mengatasi-masalah-siswa/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:52).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Studi Kasus Dalam Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/studi-kasus-dalam-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:55).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Posisi Pengembangan Diri Dalam Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/posisi-pengembangan-diri-dalam-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 23:55).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pembelajaran Kompetensi Konseling Karier Mikro. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/26/pembelajaran-kompetensi-konseling-karir-mikro/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 00:00).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Peran Kepala Sekolah Dalam Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/08/peran-kepala-sekolah-dalam-bk/, Di akses pada tanggal 9 Juli 2011 pukul 00:03).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Peranan Kepala Sekolah, Guru Dan Wali Kelas Dalam Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 11:20).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/pengembangan-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 11:25).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 12:38).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Bimbingan Konseling Dan Manajemen Mutu. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/10/bk-dan-mpmbs/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:01).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Kompetensi Konselor (Guru BK). (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/17/kompetensi-guru-bk/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:04).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Kualifikasi Dan Kompetensi Konselor. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/16/kualifikasi-dan-kompetensi-konselor/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:07).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Tugas Guru BK Dan Pengawas BK. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/15/tugas-guru-bk-dan-pengawas-bk/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:11).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:16).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pergeseran Pola Manajemen Dan Proses Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/27/pergeseran-pola-manajemen-dan-proses-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:19).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Evaluasi Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/17/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-komprehensif/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:23).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Comprehensive Guidance And Counseling Program Evaluation. (http://kependidikan.files.wordpress.com/2011/01/comprehensive-guidance-and-counseling-program-evaluation.pdf, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:28).



Sudrajat, Akhmad. 2008. Counselors Role In A Changing. (http://kependidikan.files.wordpress.com/2011/01/counselors_-role-in-a-changing.pdf, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:30).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Perilaku Konselor Yang Efektif Dan Tidak Efektif. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/10/perilaku-konselor-yang-efektif-dan-tidak-efektif/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:31).
Sudrajat, Akhmad. 2008. Tips Advokasi Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/06/tips-advokasi-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:34).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Keunikan Dan Keterkaitan Pelayanan Guru Dan Konselor. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/keunikan-dan-keterkaitan-pelayanan-guru-dan-konselor/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:37).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Layanan Bimbingan Dan Konseling Sarat Nilai. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/07/layanan-bimbingan-dan-konseling-sarat-nilai/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:40).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Penanganan Siswa Bermasalah Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/penanganan-siswa-bermasalah-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:42).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Perjalanan Jauh Bimbingan Dan Konseling Sebagai Profesi. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/perjalanan-jauh-bimbingan-dan-konseling-sebagai-profesi/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:45).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Guru Bimbingan Dan Konseling Tak Perlu Beri Solusi. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/17/guru-bk-tak-perlu-beri-solusi/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:48).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Standar Ruang Bimbingan Dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/standar-ruang-bimbingan-dan-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:52).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Tentang Ruang Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/menyoal-tentang-ruang-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 13:54).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Situs ABKIN Seperti Rumah Yang Terlantar. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/02/21/situs-abkin-seperti-rumah-yang-terlantar/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:00).



Sudrajat, Akhmad. 2008. Rubrik Sertifikasi Guru Bimbingan Dan Konseling-Konselor. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/26/rubrik-sertifikasi-guru-bk/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:05).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Instrumen Pengamatan Proses Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/03/28/instrumen-pengamatan-proses-konseling/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:08).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Instrumen Penilaian Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Instrumen Penilaian Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.

Susanto, Eko. 2011. Kompetensi Konselor.
(http://wwwmgbk.blogspot.com/2011/06/kompetensi-konselor.html, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:28).

Sutoyo, Anwar. 2011. Guidance And Counseling Berpacu Meraih Prestasi Dan Berakhlak Mulia. Malang: UNM. (http://bk.uad.ac.id/2011/06/kedatangan-tamu-dari-unm/. Di akses pada tanggal 19 Juni 2011 pukul 18:50).

Utama, Arya. 2010. Ilmu Psikologi Atau Bimbingan Dan Konseling. (http://ilmupsikologi.wordpress.com/category/jurnal-psikologi/, Di akses pada tanggal 10 Juli 2011 pukul 14:41).

Wangid, Nur. 2010. Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Wuryono. 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar. SMA N 1 Depok. (http://indiegost.blospot.com/2009/05/hubungan-antara-kebiasaan-belajar.html. Di akses pada tanggal 6 Juli 2011 pukul 15:00).

Zainal Abidin, Muhammad. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Sekolah.